Selain besaran laba yang diperoleh sehingga bisa meyakinkan investor atau adanya manajemen perusahaan yang baik, rate dari turnover karyawan merupakan aspek yang berpengaruh pada reputasi perusahaan. Inilah kenapa setiap HR perlu memahami dengan baik masalah employee turnover ini.
Memang, turnover atau pergantian karyawan merupakan hal yang wajar dalam operasional perusahaan. Bahkan, dalam cukup banyak kasus, pergantian ini memberikan keuntungan yang cukup signifikan untuk perusahaan. Hanya saja, tingkat pergantian yang terlalu tinggi menjadi indikasi adanya ketidakberesan manajemen perusahaan.
Lantas, apa yang sebenarnya menjadi penyebab rate perpindahan karyawan yang cenderung tinggi dan bagaimana cara mengatasinya?
Turnover Karyawan, Apa Itu?
Dalam pengertian singkat, turnover karyawan merupakan perputaran atau keluar dan masuknya karyawan dalam perusahaan selama periode tertentu. Perpindahan ini bisa dilakukan karena alasan sukarela ataupun sebab lainnya.
Perpindahan karyawan secara sukarela terjadi ketika ia melakukan pemutusan hubungan kerja atas kemauan sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak manajemen. Sementara perpindahan karyawan secara tidak sukarela terjadi ketika karyawan diberhentikan karena adanya masalah kinerja atau perusahaan melakukan pengurangan tenaga kerja.
Secara umum, perusahaan akan melakukan pengukuran tingkat turnover karyawan setiap tiga bulan atau satu tahun sekali. Dari pengukuran tersebut bisa diketahui tingkat turnover yang terjadi. Apabila ternyata dilihat terlalu tinggi, maka HR harus bisa mengatasinya.
Penyebab Turnover Karyawan Terlalu Tinggi
Meskipun pergantian karyawan merupakan hal yang wajar, namun tingkat perpindahan karyawan yang tinggi bukanlah hal yang baik. Selain manajemen karyawan yang susah untuk diterapkan, reputasi perusahaan di mata publik pun bisa jadi terpengaruh.
Ada beberapa hal yang menjadi biang turnover karyawan yang terlalu tinggi, diantaranya:
1. Beban Kerja Karyawan yang Terlalu Tinggi
Permasalahan ini bisa jadi disebabkan oleh beban kerja yang terlalu tinggi bagi karyawan. Seperti diketahui, tidak jarang perusahaan menuntut karyawan untuk bekerja lebih keras bahkan hingga lembur di hari libur karena adanya goals tertentu yang ingin dicapai.
Mungkin, dari kacamata perusahaan hal tersebut adalah sesuatu yang baik karena ketika tujuan perusahaan tercapai, karyawan pun akan mendapatkan feedback. Hanya saja, beban kerja yang begitu berat bisa membuat karyawan merasa stress dan merasa waktunya hanya dihabiskan untuk bekerja. Apabila hal ini terjadi terus menerus, bisa jadi mereka memutuskan untuk resign.
2. Lingkungan Kerja yang Toxic
Selain beban pekerjaan yang terlalu tinggi, lingkungan kerja yang tidak kondusif dan cenderung toxic juga menjadi biang kenapa rate turnover karyawan tinggi. Perlu dipahami bahwa lingkungan kerja sangat berpengaruh pada apa yang dirasakan karyawan ketika berada di kantor.
Lingkungan kerja yang positif dan saling mendukung bisa meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. Sebaliknya, perasaan yang tidak nyaman selama berada di kantor membuat karyawan merasa enggan untuk bekerja. Efeknya, pada titik tertentu dan ketika ia sudah tidak tahan, keluar dari perusahaan bisa menjadi keputusan yang akan diambil.
3. Ketidakpuasan dengan Manajemen
Ketidakpuasan dengan manajemen perusahaan juga bisa mengakibatkan tingginya tingkat turnover karyawan. Permasalahan ini sebenarnya cukup kompleks dan bisa terjadi dalam beberapa aspek.
Misalnya saja, karyawan merasa bahwa gaji dan tunjangan yang ia terima cenderung kecil serta tidak sebanding dengan beban kerja. Karyawan yang merasa memiliki skill yang mumpuni serta memiliki etos kerja yang baik bisa saja memutuskan untuk keluar dari perusahaan karena masalah ini.
Selain itu, ketidakjelasan karir juga menjadi sebab ketidakpuasan karyawan pada manajemen. Apabila manajemen tidak memberikan alur karir yang jelas, bisa jadi banyak karyawan yang nantinya memutuskan keluar dari perusahaan dan lebih memilih berkarir di perusahaan lainnya.
Beberapa poin di atas merupakan ragam penyebab turnover karyawan yang cukup tinggi. Tentu saja, agar tingkat pergantian ini bisa dikendalikan, HR harus menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan ini.
Tips Mengatasi Masalah Turnover Karyawan
Berbincang tentang mengatasi masalah turnover karyawan tinggi yang terjadi, ada beberapa tips mendasar yang bisa diterapkan. Hanya saja, memang, HR nantinya harus melihat kondisi riil untuk menemukan sebab utama tingginya tingkat perpindahan karyawan.
Tips utama untuk mengatasi permasalahan turnover karyawan yang terlalu tinggi adalah memperbaiki budaya perusahaan. Ini adalah poin mendasar yang secara langsung akan meningkatkan kepercayaan karyawan pada perusahaan. Perubahan budaya bisa dilakukan dengan memperjelas jenjang karir, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif serta melakukan pelatihan.
Selain itu, meningkatkan kepuasan karyawan juga menjadi cara efektif untuk menekan angka perpindahan karyawan. Dalam hal ini, pihak perusahaan bisa meninjau ulang besaran gaji dan tunjangan yang diterima oleh karyawan. Pastikan jika keduanya mampu memberikan kesejahteraan bagi karyawan.
Satu lagi tips efektif untuk mengatasi masalah turnover karyawan yang terlalu tinggi adalah memperlakukan karyawan dengan baik. Hargai setiap karyawan yang ada dan tempatan mereka sebagai aset perusahaan yang harus dijaga.
Dengan beberapa tips di atas, HR nantinya akan mendapatkan kemudahan untuk menerapkan manajemen karyawan yang lebih baik agar turnover karyawan tidak mengganggu operasional perusahaan. Meskipun, tentu, hal tersebut bukanlah pekerjaan yang sederhana.
Nah, berbincang tentang manajemen karyawan, Catalitics memiliki berbagai layanan untuk meningkatkan skill agar nantinya bisa mengatur karyawan dengan lebih baik lagi. Sebagai HR consulting yang berpengalaman, tentu kami memiliki segudang strategi agar produktivitas karyawan senantiasa meningkat dan permasalahan perusahaan tidak terjadi termasuk kasus turnover karyawan yang terlalu tinggi!
