Ketika berbincang tentang upaya mengukur performa kerja karyawan, MBO vs OKR merupakan dua metode yang paling sering diaplikasikan. Tidak hanya itu, keduanya pun memiliki kemiripan karena sejatinya metode OKR dikembangkan dari metode MBO. Serta, keduanya digunakan untuk merumuskan apa yang sebenarnya ingin dicapai perusahaan.
Meskipun memiliki beberapa aspek yang mirip atau bahkan sama, tentu saja MBO vs OKR memiliki beberapa perbedaan. Bisa dikatakan bahwa perbedaan di antara keduanya turut mempengaruhi efektivitas pengaplikasian serta kesesuaian dengan gaya manajemen perusahaan.
Pada kesemoatan ini akan dibahas beberapa perbedaan mendasar terkait MBO dan OKR serta metode mana yang cenderung lebih efektif untuk mengukur kinerja karyawan guna meningkatkan manajemen perusahaan. Simak ulasannya!
Sekilas tentang MBO Vs OKR
Sebelum membahas tentang perbedaan antara MBO vs OKR, tentu ada baiknya jika Anda mengetahui apa itu MBO dan juga OKR. Nah, dalam pengertian singkat, MBO atau Management by Objectives merupakan model manajemen strategi yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja tim dengan menetapkan tujuan bersama yang jelas.
Sederhananya, perusahaan pertama kali akan menetapkan tujuan global sebagai tujuan utama. Setelahnya, tujuan atau target tersebut diturunkan ke tingkat di bawahnya hingga unit terkecil termasuk karyawan. Dengan mekanisme ini, dalam perusahaan nantinya akan tercipta keselarasan aktivitas semua pihak yang terlibat sehingga kinerja tim akan meningkat.
Di sisi lain OKR atau Objective Key Result merupakan sebuah target ambisius yang dibuat oleh individu atau tim dengan tetap memperhatikan detail yang terukur. Sebagaimana disinggung sebelumnya, OKR sebenarnya merupakan semacam evolusi dari MBO yang menawarkan inovasi penyusunan target untuk menjalankan strategi yang lebih jelas.
Dengan beberapa penyesuaian, OKR dapat dijadikan sebagai panduan untuk tim guna mencapai target yang sudah ditentukan dengan cara terperinci. Sama halnya dengan MBO, target dalam OKR pun dibuat berjenjang dari posisi tertinggi hingga terendah.
Perbedaan MBO Vs OKR dari Beberapa Aspek
Dari paparan sebelumnya, bisa dikatakan bahwa MBO vs OKR memiliki beberapa kemiripan, terutama berkaitan dengan alasan kenapa metode tersebut digunakan. Terlebih, untuk perusahaan yang sedang berupaya untuk menerapkan agile working dalam sistem mereka.
Namun, jika ditelaah lebih detail, ada beberapa perbedaan mendasar antara MBO vs OKR dilihat dari beberapa aspek. Adapun beberapa perbedaan tersebut diantaranya:
1. Tujuan yang Ditetapkan
Sebenarnya, baik MBO atau OKR dirancang guna memastikan perusahaan mendapatkan output yang sesuai dengan target serta tujuan perusahaan yang sudah dicanangkan. Namun, dalam implementasinya, memiliki perbedaan yang cukup mendasar.
Dalam hal ini, metode MBO diterapkan untuk membuat target perusahaan per tahun. Tujuannya adalah untuk memudahkan pihak manajemen melakukan review tahunan dari apa yang sudah dilakukan oleh karyawan. Hal ini sejalan dengan fokus MBO yang lebih menyoroti hasil kinerja.
Sementara itu, secara langsung, OKR tidak memiliki korelasi dengan kompensasi. Hal ini dikarenakan tujuan dari penerapan OKR adalah meningkatkan produktivitas serta efektivitas tim dalam bekerja. Dengan produktivitas dan efektivitas yang meningkat, maka tujuan yang dicanangkan nantinya lebih mudah dicapai.
2. Transparansi
Aspek lain yang berbeda dari MBO vs OKR adalah transparansi terkait penetapan tujuan. Terkait hal ini, MBO pada dasarnya ditetapkan antara manajer dengan karyawan. Selain itu, target yang ditetapkan pun cenderung lebih bersifat individualistis serta berbasis peran.
Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa target MBO hanya diketahui segelintir orang saja. Tidak ada publikasi target secara umum yang dilakukan.
Sebaliknya, OKR cenderung lebih transparan. Hal ini dikarenakan OKR lebih bersifat kolaboratif. Serta, tujuan yang dicanangkan pun selaras antara perusahaan dengan unit tim yang berpartisipasi. Oleh karenanya, OKR bisa dilihat secara terbuka oleh siapa saja yang ada di dalam perusahaan.
3. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan juga menjadi aspek perbedaan antara MBO vs OKR. Dari aspek ini, tingkat pencapaian 100% dari rencana yang dicanangkan adalah indikator keberhasilan yang harus dicapai karyawan ketika menerapkan metode MBO. Sebagaimana disinggung sebelumnya, MBO cenderung lebih menekankan pada hasil yang dicapai.
Berbeda dengan OKR, metode pengukuran kinerja ini menekankan pada proses yang dijalani. Oleh karenanya, meskipun perusahaan, katakanlah, memiliki tujuan yang cukup ambisius, namun proses yang diaplikasikan untuk mencapai tujuan adalah hal yang lebih penting.
4. Siklus Waktu yang Digunakan
Dalam penerapannya, MBO dan OKR menggunakan siklus waktu yang berbeda. Seperti diketahui, siklus waktu dalam hal penentuan tujuan kerja cukup krusial terutama karena dijadikan aspek untuk melakukan evaluasi kerja.
Dari aspek waktu, umumnya, MBO menetapkan waktu satu tahun untuk peninjauan. Oleh karenanya, perubahan siklus kerja atau penyesuaian tujuan cenderung lebih susah diterapkan pada metode ini.
Sementara itu, OKR umumnya menggunakan siklus triwulan untuk peninjauan. Dengan penetapan waktu peninjauan seperti ini, dimungkinkan ada penyesuaian yang dilakukan terutama jika ditemukan permasalahan ketika strategi yang diterapkan tidak berjalan dengan baik.
Setidaknya, beberapa aspek di atas adalah apa yang menjadi perbedaan umum antara MBO vs OKR. Sebagai tambahan, MBO biasanya dikaitkan dengan kompensasi berupa gaji dan bonus untuk karyawan terkait pencapaiannya. Sementara metode OKR memisahkan kompensasi dari tujuan karena berupaya mendorong inovasi.
MBO Vs OKR, Mana yang Lebih Efektif?
Pertanyaan di atas kerap muncul terutama ketika manajemen dihadapkan pada upaya untuk mengembangkan perusahaan. Lantas, mana yang lebih efektif antara MBO vs OKR tersebut?
Tentu, jawabannya tidak bisa secara clear disebabkan karena ada beberapa aspek lain yang perlu dipertimbangkan. Misalnya saja, ketika perusahaan sedang berusaha menyusun sistem manajemen yang baru untuk pengembangan perusahaan, maka OKR cenderung lebih efektif untuk diterapkan guna memacu peningkatan produktivitas.
Di sisi lain apabila sistem perusahaan sudah jadi dan tim yang tergabung sudah memiliki efektivitas serta produktivitas yang optimal, maka MBO bisa diterapkan. Pasalnya, dengan tim yang sudah solid, tentu intervensi di tengah jalan tidak perlu dilakukan.
Hanya saja, memang, baik MBO atau OKR sebenarnya bisa dikombinasikan. Nah, Catalitics siap menjadi mitra Anda untuk membahasnya. Anda tidak hanya akan belajar bagaimana cara menyusun OKR atau MBO yang lebih tepat, tetapi juga cara mengkombinasikannya untuk membangun sistem kerja perusahaan yang lebih optimal.
Tentu, kami sebagai HR consulting profesional siap memberikan pendampingan setiap saat untuk memastikan semua perencanaan kerja dan upaya membangun sistem kerja perusahaan yang optimal tercapai. Segera bergabung dengan kami!