Sebagai unit yang terlibat secara langsung dalam rekrutmen, memahami komponen agility bagi HR adalah hal yang begitu krusial. Dengan pemahaman yang baik, HR nantinya bisa menemukan talenta terbaik yang diperlukan oleh perusahaan sehingga pemenuhan berbagai target perusahaan pun akan tercapai dengan lebih mudah.

Hanya saja, perlu dipahami bahwa agility yang dimaksud dalam bisnis tidak terbatas pada tataran individu saja. Lebih dari itu, prinsip ini mengacu pada kultur perusahaan sebagai sebuah organisasi yang memiliki sistem tertentu.

Nah, pada kesempatan ini akan dibahas beberapa komponen agility yang cukup penting untuk diketahui terutama berkaitan dengan rekrutmen karyawan. Apa saja? Simak ulasannya!

Apa Itu Agility dalam Rekrutmen Karyawan?

Dalam pengertian singkat, agility bisa juga dipahami sebagai kemampuan seseorang untuk bergerak cepat. Memang, konsep ini pada awalnya dikaitkan dengan bidang olahraga. Namun, seiring berjalannya waktu, konsep ini pun banyak diadopsi di beberapa bidang lainnya termasuk dunia kerja.

Berbekal kemampuan bergerak cepat yang dimiliki, seseorang yang memiliki sikap agility nantinya mampu melakukan penyesuaian diri yang lebih cepat dalam berbagai situasi. Termasuk, ia, sebagai karyawan, nantinya juga akan memiliki ketahanan kerja yang baik meskipun mendapatkan tekanan dalam pekerjaannya. 

Ilustrasi di atas merupakan alasan kenapa komponen agility menjadi indikator dari kandidat atau talenta yang berkualitas. Meskipun, tentu saja, sejalan dengan pembahasan di awal, agility tidak hanya harus dimiliki karyawan semata, melainkan juga keseluruhan jajaran perusahaan. 

Komponen Agility yang Perlu Dimiliki Karyawan

Sebagaimana disinggung sebelumnya, komponen agility perlu dijadikan pertimbangan ketika HR hendak melakukan rekrutmen. Nantinya, dengan penerapan komponen ini diharapkan proses rekrutmen menghasilkan talenta terbaik yang sejalan dengan garis usaha perusahaan.

Terkait agility, beberapa komponen agility yang dimaksud diantaranya adalah:

1. Mental Agility

Mental agility merupakan komponen agility yang sangat dasar dan juga krusial. Komponen ini sebaiknya dijadikan indikator pertama ketika HR hendak melakukan rekrutmen.

Disadari atau tidak, dalam operasional kerja yang dilakukan, akan ada masalah yang senantiasa muncul. Permasalahan ini jika terjadi berulang kali dan tidak segera diatasi akan mengganggu performa dari karyawan secara umum.

Nah, seorang karyawan yang memiliki kemampuan mental agility yang baik cenderung lebih siap untuk menghadapi permasalahan yang muncul. Ia dapat menyesuaikan diri dengan cepat serta memberikan solusi yang inovatif sehingga permasalahan yang ada bisa segera terselesaikan.

2. People Agility

People agility juga menjadi komponen agility yang cukup krusial. Sesuai namanya, komponen ini adalah kemampuan kandidat karyawan untuk menyesuaikan diri dengan orang lain serta lingkungan kerja yang berbeda.

Perlu dipahami bahwa setiap pribadi bisa jadi memiliki karakter yang berbeda. Oleh karenanya, mempertimbangkan people agility dalam rekrutmen menjadi penting agar nantinya terpilih kandidat yang bisa bekerja sama dengan lebih mudah terkait penyelesaian pekerjaan. 

3. Change Agility 

Sebagai HR, Anda sebenarnya bisa mengetahui apakah kandidat karyawan memiliki kemampuan agility atau tidak dari mindset yang ia punya. Ketika kandidat memiliki growth mindset, bisa disimpulkan bahwa ia memiliki kemampuan agility.

Nah, terkait growth mindset, change agility menjadi komponen agility pokok yang perlu ditelusuri. Dalam hal ini, kandidat dengan kemampuan change agility percaya bahwa tidak ada kesalahan yang tidak bisa diperbaiki sehingga keinginannya untuk mencoba hal baru dan melakukan inovasi cenderung tinggi. 

4. Self-awareness

Satu lagi komponen agility yang penting untuk diketahui HR adalah self awareness. Komponen ini berhubungan dengan kemampuan kandidat karyawan untuk menyadari serta melakukan evaluasi diri sendiri.

Karyawan yang memiliki kemampuan ini cenderung lebih terbuka pada kritik. Bahkan, ia pun nantinya cenderung kerap meminta pendapat dari orang lain untuk melakukan penilaian pada kinerja ataupun kemampuan yang dimiliki serta memiliki kemampuan untuk bertumbuh yang lebih besar.

Dari poin di atas, ada beberapa komponen agility yang penting diketahui oleh HR. Sebagai tambahan, HR sebaiknya juga mempertimbangkan kemampuan profesionalisme dari kandidat. Artinya, dengan kemampuan ini, kandidat nantinya bisa membagi fokus yang sama sehingga urusan pekerjaan dan urusan rumah tidak bercampur. 

Membentuk Karyawan Agile, Bagaimana Caranya?

Selain mempertimbangkan komponen agility dalam proses rekrutmen karyawan, tugas HR lainnya adalah membentuk karyawan agile bagi mereka yang sudah bergabung dengan perusahaan. Harapannya, dengan cara ini, karyawan akan berkembang dan memiliki kemampuan kerja yang lebih baik.

Nah, berbincang tentang membentuk karyawan agile, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, diantaranya:

• Menyediakan pelatihan yang sesuai dengan keperluan dengan tujuan meningkatkan agility karyawan
• Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan cenderung minim konflik 
• Membuat kultur perusahaan yang baru untuk mendorong karyawan berpikir lebih kreatif dan tertarik untuk mencoba hal yang baru
• Membuat sistem feedback yang efektif untuk membantu karyawan melakukan evaluasi diri terutama terkait performa dalam periode waktu tertentu
• Membuat pengukuran kinerja karyawan yang lebih komprehensif dan menekankan pada kontribusi karyawan terutama terkait inovasi yang dilakukan
• Membentuk mekanisme kerja yang memungkinkan karyawan memiliki fleksibilitas kerja yang lebih baik dan mampu mengadaptasi perubahan dengan cepat

Dengan beberapa langkah di atas, bukan tidak mungkin upaya memiliki karyawan dengan agility yang tinggi akan tercapai. Meskipun, penerapan strategi dan komponen agility tersebut memerlukan sosok HR dengan kompetensi tinggi.

Nah, Catalitics hadir sebagai HR consulting yang terpercaya. Dengan layanan yang tersedia, tim kami siap membantu HR untuk mendapatkan kemampuan manajerial perusahaan yang lebih baik. Diharapkan nantinya manajemen karyawan pun bisa terlaksana dengan lebih baik dan perusahaan bertumbuh dengan lebih optimal.